Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Gelar Workshop Penguatan Inovasi Kewirausahaan Kampus

Universitas Hasanuddin melalui Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan menyelenggarakan workshop bertajuk “Capacity Building Dosen dan Peneliti” dengan mengusung tema “Penguatan Inovasi Kewirausahaan Kampus dan Implementasi Konsep Academy, Business, Goverment, Community dan Media (ABGCM) Bidang Kemaritiman”.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.30 Wita secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (21/10).

Hadir sebagai narasumber yakni Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S (Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia), dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D (Founder PT. Kalbe Farma, Tbk) dan Drs. Pre Agusta Siswantoro, MBA., Apt (Research and Development PT. Kalbe Farma, Tbk).

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK., dalam sambutannya menjelaskan kegiatan terlaksana berkat kerja sama berbagai pihak termasuk PT. Kalbe. Workshop ini hadir dengan tujuan peningkatan dan pengembangan kapasitas dosen maupun peneliti Unhas dalam menghadirkan inovasi yang sesuai kebutuhan masyarakat.

“Sebagai Perguruan tinggi, Unhas terus melakukan berbagai hal yang dapat mendorong sumber daya manusia berkualitas melalui berbagai langkah strategis. Hal ini tentunya sangat penting sejalan dengan pengembangan tridarma perguruan tinggi yang diamanahkan. Kita berharap kehadiran Unhas bisa semakin memberikan manfaat kepada khalayak luas dengan berbagai inovasi yang dihadirkan,” jelas Prof. Nasrum.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., sebagai salah satu narasumber menyampaikan materinya terkait “Blue Economy untuk Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional”. Beliau mengatakan bahwa produksi budidaya rumput laut dunia didominasi oleh jenis Laminaria Japonica sebanyak 35%, disusul Eucheuma spp 28% dan Gracilaria spp sebanyak 10%.

Indonesia memiliki kurang lebih 791 jenis rumput laut yang terdiri dari 201 spesies Rumput Laut hijau, 138 Rumput Laut cokelat dan 452 spesies Rumput Laut merah. Hingga kini, baru 2 jenis yang berhasil dikembangkan yakni Euchema spp & Gracilaria spp.

Sementara itu, Indonesia juga didukung dengan potensi luas lahan indikatif budidaya rumput laut mencapai 769.452 ha. Hingga 2018, pemanfaatannya baru sekitar 37% (287.619 ha). Hal ini menjadi peluang besar yang semestinya dapat dikelola dan dimanfaatkan secara baik oleh Indonesia.

“Diperlukan revitalisasi semua unit usaha budidaya maupun industri pengolahan rumput laut yang ada saat ini guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, dan keberlanjutannya. Tidak hanya itu, diversifikasi spesies budidaya sesuai kecocokan wilayah perairan dengan didukung pengembangan industri pengolahan dan pengemasan rumput laut berkelas dunia harus terus dimaksimalkan,” jelas Prof. Rokhmin.

Materi lain juga disampaikan oleh dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D., tentang sejarah dalam membangun dan mengembangkan PT. Kalbe hingga saat ini. Dirinya mengatakan, diperlukan sumber daya manusia yang disiplin dan memiliki dedikasi tinggi, jujur dan jeli, memiliki inovatif dan inisiatif tinggi serta bertanggung jawab, tulus dan ulet menjadi kunci kesuksesan.

Setelah seluruh narasumber menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Ir. Muh. Rijal Idrus, M.Sc., (Dosen FIKP Unhas) selaku moderator diikuti kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar hingga pukul 17.00 Wita. (*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content