Dalam rangka mendukung pengelolaan limbah ramah lingkungan, Universitas Hasanuddin memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (STP). Pengadaan STP Unhas dimulai pada 2012 lalu yang dikembangkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Melalui wawancara pada Kamis (13/10), Dr. Roslinda Ibrahim, S.P., M.T., selaku anggota tim divisi waste UI Green Metric menjelaskan air limbah domestik Unhas dikumpulkan dan diolah secara terpisah dengan air limbah beracun dan air hujan. Air limbah domestik diolah di instalasi pengolahan limbah (STP), sedangkan pengolahan air limbah beracun bekerja sama dengan pihak ketiga.
Lebih lanjut, Roslinda menambahkan pengelolaan air limbah domestik di Indonesia secara nasional mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib mengolah air limbah domestik yang dihasilkannya. Secara umum teknologi yang digunakan dalam pengolahan air limbah domestik adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan zat-zat pencemar berupa senyawa organik.
“Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (STP) di kampus Unhas dimulai pada tahun 2012 dan dikembangkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Terdapat dua belas unit STP yang berfungsi mengolah air limbah yang dihasilkan dari aktivitas di area kampu. Secara umum, unit STP menggunakan teknologi pengolahan biofilter anaerobik-aerobik,” jelas Roslinda.
Limbah dari STP Unhas dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan meresap ke dalam tanah, melalui drainase yang dirancang untuk resapan air. Efluen STP dari gedung Center of Technology (COT) dan dari gedung Center of Student Activity (CSA), serta dari student center, sport center, asrama mahasiswa dan masjid dialirkan ke drainase primer. Limbah STP hotel Unhas dialirkan ke Danau Unhas, selanjutnya air danau tersebut digunakan untuk menyiram tanaman di kampus.
Editor : Ahmad
