Universitas Hasanuddin menerima sebanyak 1.222 mahasiswa baru Jalur Mandiri yang terbagi dalam 1.133 mahasiswa Jalur Mandiri Non Subsidi (JNS) dan 89 mahasiswa baru jalur Mandiri Prestasi Olahraga, Seni dan Keilmuan (POSK). Hal ini sesuai dengan hasil pengumuman pada akun masing-masing peserta yang diumumkan pukul 16.30 Wita melalui laman regpmb.unhas.ac.id, Rabu (07/07).
Penerimaan Jalur Mandiri merupakan bagian dalam memperluas peluang para calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya di Unhas, namun belum berhasil melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Mahasiswa baru yang dinyatakan lolos telah melalui serangkaian proses seleksi yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur, mulai dari proses pendaftaran pada 7 s.d 25 Juni, tes kepribadian di tanggal 29 Juni dan wawancara bagi peserta jalur POSK pada 30 Juni 2021.
Pada jalur JNS, tercatat ada 3.607 peserta yang terbagi dalam dua pilihan prodi yang diberikan. Sementara itu, jumlah peminat POSK Unhas juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Diketahui, sekitar 777 orang telah terdaftar. Namun, hanya 173 peserta yang berhasil mengikuti tahapan proses seleksi.
Direktur Komunikasi Unhas, Ir. Suharman Hamzah, Ph.D menjelaskan untuk Jalur Mandiri, Unhas hanya menyediakan kuota penerimaan kurang lebih 21%. Meskipun sebagai PTN-BH Unhas dapat diberi keleluasaan untuk menerima hingga 50% melalui jalur mandiri, namun Unhas tetap melakukan proses seleksi dan penerimaan mahasiswa baru sesuai kebutuhan.
“Hal penting lain yang perlu diperhatikan bahwa penerimaan Jalur Mandiri ini melalui proses seleksi. Para peserta yang berhasil lulus patut berbangga, sebab ini merupakan hasil usaha dan penilaian atas kelayakan untuk menjadi bagian dari Unhas,” kata Suharman.
Mahasiswa baru yang telah diterima melalui Jalur Mandiri Non Subsidi dan POSK selanjutnya akan mengikuti proses verifikasi akademik (pendaftaran ulang). Diharapkan, para mahasiswa yang lulus memiliki komitmen dan memberikan kontribusi terbaiknya untuk Unhas serta mampu menjalankan atau mengikuti kode etik yang telah ditetapkan. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR
