Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Teknik (FT) dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Temu Nasional Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI). Pembukaan acara yang dihadiri oleh 85 dekan teknik ini berlangsung pada Jum’at (13/3) pukul 19.30 Wita di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.
Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Andi Sudirman Sulaiman), Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas (Prof. Dr. Ir. Muhammad Restu, MP), Sekretaris Jenderal Forum Dekan Teknik Indonesia (Dr. Ir. Isradi Zainal, MT, MH, MM, CAAE, ASEAN Eng, IPU),
Hadir pula, Ketua Komite Eksekutif Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (Prof. Dr. Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech), Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia (Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Eng(Sc), IPU), wakil-wakil dari puluhan mitra pendidikan keteknikan yang berasal dari industri, beberapa dekan di lingkup Unhas, serta peserta yang berasal dari seluruh Indonesia.
Dekan FT Unhas, Prof. Dr. Ir. Muhamad Arsyad, MT, yang juga merupakan Ketua FDTI Wilayah Timur menjelaskan bahwa Temu Nasional ini merupakan respon dari kebijakan baru pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.
“Sejak gagasan ini diwacanakan, berbagai diskusi di forum-forum formal dan informal telah dilakukan. Kini, setelah Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar ditetapkan sebagai kebijakan, adalah tugas kita sebagai pimpinan dalam pendidikan keteknikan pada institusi masing-masing untuk membahas implementasinya,” kata Prof. Arsyad.
Salah satu bentuk implementasinya, kata Prof. Arsyad, adalah dengan membangun kemitraan bersama industri. Untuk FDTI telah membangun komunikasi bersama mitra-mitra terkait untuk membahas kerja sama tersebut.
Prof. Dr. Ir. Muhamad Restu, MP (yang mewakili Rektor Unhas) menyampaikan selamat datang kepada seluruh delegasi dekan yang hadir. Dirinya berharap, pertemuan ini akan menghasilkan sesuatu yang konstruktif untuk pengembangan pendidikan keteknikan.
“Bagi Universitas Hasanuddin, Merdeka Belajar sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru sama sekali. Praktek seperti pembelajaran lintas prodi dulu pernah dipraktekkan. Sebagian dosen sekarang merasakan, dulu mahasiswa teknik itu belajar hukum pertanahan di Fakultas Hukum. Jadi, praktek belajar di prodi lain bukan hal baru sama sekali,” kata Prof. Restu.
Prof. Restu juga berharap selain membahas implementasi merdeka belajar, pertemuan ini juga dapat menyentuh wilayah yang sedang menjadi perhatian bidang akademik secara umum, yaitu bagaimana membangkitkan semangat inovasi, kolaborasi, dan pembentukan karaktek mahasiswa.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen FDTI (Isradi Zainal) dalam pemaparannya menyampaikan apresiasi atas kesediaan FT Unhas menjadi tuan rumah kegiatan ini. Pertemuan ini dinilainya sangat strategis, sebab juga menghadirkan pemangku kepentingan pendidikan keteknikan.
“Keberhasilan pendidikan keteknikan ditentukan oleh empat unsur, yaitu: Perguruan Tinggi, Perhimpunan Insinyur Indonesia, Pemerintah, dan Mitra Industri. Alhamdulillah semuanya hadir malam ini. Apalagi, Ketua Umum FDTI saat ini dipercaya juga menjabat Dirjen Dikti. Tentu saja kita berharap dapat menjadi contoh kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar,” kata Isradi.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman (yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan), berkenan membuka Temu Nasional secara resmi. Dalam sambutan singkatnya, Wagub berharap pendidikan keteknikan dapat menjadi mitra pemerintah dimana saja.
“Di Sulawesi Selatan, kami berkomitmen melibatkan akademisi sebagai pilar dalam pengambilan kebijakan. Tidak hanya itu, kami libatkan juga dalam implementasi. Kami sekarang memiliki dua kepala dinas yang berasal dari kampus. Keduanya adalah profesor,” kata Andi Sudirman.
Acara yang berakhir pukul 22.00 Wita dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Kerja Sama Peningkatan Mutu, Kompetensi, Profesionalitas Layanan Pendidikan, dan Pembinaan Karir ProfesiInsinyur.
Perjanjian ini ditandatangani oleh masing-masing Paristiyanti Nurwardani (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D), dan Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Eng(Sc), IPU (Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia).(*/ir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR